Thursday, December 22, 2011

Walaupun sebenernya ini adalah pemikiran yang menimbulkan suatu pikiran yang nggak perlu dipikir, aku tetap memikirkan pikiran ini.


Jadi ceritanya aku sedang terbangun dari tidur siang karena suatu mimpi yang menyakitkan. Bangun-bangun langsung kepikiran sama mimpi itu dan merasakan bahwa aku cemburu dengan seseorang yang berada di mimpi itu.

Skandar Keynes menikah dengan orang Indonesia dan orang itu bukan aku.
Source: Just Jared
Jadi itulah mimpiku. Mimpi Skandar Keynes menikah dengan orang Indonesia dan itu bukan aku. Itu menyakitkan.

Di mimpi, aku mendengar kabar kalau Skandar Keynes sedang berpacaran dengan orang Indonesia. Karena baru dengar dan belum mengetahui secara langsung apa itu benar, aku segera mencari tahu kebenaran berita itu. Bukan cuma aku yang melakukan penyelidikan terhadap kebenaran berita ini. Tapi aku juga minta bantuan Delonix. Ya, dalam mimpiku lagi-lagi ada Delonix, bahkan ketika aku mimpi tentang Skandar Keynes.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk aku dan Delonix dalam melakukan penyelidikan berita itu, karena kami segera mengetahui bahwa berita itu benar. Dan parahnya, ternyata pacar Skandar Keynes yang orang Indonesia itu adalah tetanggaku. Tetangga yang tinggal di samping rumahku persis ternyata adalah pacar Skandar Keynes. Aku merasa sakit.

Mulai timbul berbagai macam pertanyaan di pikiranku. Kenapa aku baru tahu berita ini? Padahal katanya Skandar Keynes dan tetanggaku itu sudah berpacaran cukup lama. Kenapa aku nggak pernah melihat Skandar Keynes mengunjungi pacarnya yang merupakan tetanggaku? Kenapa Skandar Keynes nggak pernah ketemu aku? Coba kalau Skandar Keynes pernah ketemu aku, akan ada kemungkinan besar bahwa Skandar Keynes akan memilih aku dan bukan tetanggaku? Gimana bisa Skandar Keynes menyukai tetanggaku? Kapan mereka pertama kali bertemu? Gimana bisa mereka bertemu untuk pertama kalinya? Gimana bisa Skandar Keynes mengunjungi kompleks perumahanku? Dan aku nggak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

Berhari-hari aku mengamati tetanggaku. Dan akhirnya aku melihat Skandar Keynes mengunjungi tetanggaku. Anehnya aku nggak melihat Skandar Keynes naik mobil bagus, dikawal, melindungi diri dari pers, dan sebagainya. Aku melihat Skandar Keynes mengunjungi tetanggaku dengan berjalan kaki dan sangat terbuka. Maksudku, ia tidak menutupi dirinya dengan kacamata, topi, atau jaket, atau apapun untuk menyamarkan dirinya yang seorang aktor besar pemain Chronicles Narnia. Skandar Keynes datang dengan mengenakan jas rapi dan berjalan kaki, ia membawa seikat bunga di tangannya. Setelah itu dia mengetuk rumah tetanggaku dengan sopan dan berwibawa. Lalu keluarlah tetanggaku dengan pakaian sederhana. Dia mengenakan terusan berwarna merah muda, rambutnya yang keriting sebahu dibiarkan terurai, ia juga mengenakan kacamata. Ia membuka pintu dan tersenyum senang. Skandar Keynes memberikan seikat bunga itu pada tetanggaku yang -sekali lagi- merupakan pacarnya. Tetanggaku terlihat makin bahagia. Belum selesai sampai disitu, lalu Skandar Keynes memeluk pacarnya yang -sekali lagi- merupakan tetanggaku, lalu mencium keningnya. Aku merasa sakit dan menangis.

Lalu aku menguping pembicaraan mereka. Aku mendengar Skandar Keynes melamar tetanggaku dan memberinya cincin. Tetanggaku semakin bahagia, lamaran itu langsung diterima. Aku merasa semakin sakit.

Dan lebih parahnya lagi, dalam urusan ini ternyata Skandar Keynes sangat terburu-buru. Setelah melamar tetanggaku hari itu, ia langsung ingin menikah di keesokan harinya. Dan lagi-lagi tetanggaku setuju. Akkkkkh.

Aku jadi nggak tenang. Aku segera menelepon Delonix dan menyuruh dia untuk menyusun rencana supaya pernikahan Skandar Keynes dan tetanggaku bisa gagal. Sinetron banget kan? Aku telpon Delonix sambil nangis. Delonix menyanggupi permintaanku, dia segera menyusun rencana untuk membatalkan pernikahan mereka. Aku tidak mengerti apa yang direncanakan Delonix. Tapi yang aku tahu pasti, Delonix dan aku akan menjalankan rencana itu besok, saat pernikahan Skandar Keynes dan tetanggaku berlangsung.

Besoknya…

Entah apa yang terjadi, karena mimpiku nggak jelas di bagian ini. Aku bangun kesiangan, begitu aku bangun, aku langsung menuju tempat pernikahan mereka, dan pernikahan mereka sudah selesai. Itu artinya mereka sudah resmi menikah dan rencanaku menggagalkan pernikahan mereka gagal.
Skandar Keynes bahagia, tetanggaku bahagia, aku menangis, Delonix diem aja.

Dan itulah mimpiku yang ukh banget.

Dari mimpi itu aku mulai berpikir yang enggak-enggak. Aku inget umur Skandar Keynes sekarang 21 tahun dan umurku sekarang 14 tahun. Itu artinya umurku dan Skandar Keynes selisih 7 tahun. Nggak terlalu jauh kok selisihnya, nggak terlalu jauh! Aku jadi memikirkan sesuatu yang enggak-enggak lagi. Kalau sekarang umurku 14 tahun, berarti aku lulus SMP umur 15 tahun, dan umur Skandar Keynes saat itu adalah 22 tahun. Kalau aku lulus SMP umur 15 tahun, berarti aku lulus SMA umur 18 tahun. Dan saat itu umur Skandar Keynes adalah 25 tahun. Di saat aku lulus SMA, aku akan langsung mendapat beasiswa ke University of Oxford. Dan itu artinya jarakku dengan Skandar Keynes semakin dekat. Aku mulai membuat rencana. Nanti, sembari kuliah, aku akan menulis sebuah buku yang hebat dan menggemparkan. Itu artinya, cita-citaku sebagai penulis sudah tercapai, nyahahaha. Untuk selanjutnya, bukuku yang menggemparkan itu sangat dinikmati banyak orang dan pada akhirnya di-film-kan. Dan ehm tentu saja ehm pemeran utama film itu adalah ehm taraaaaa Skandar Keynes. Yea.

Dan dari situlah kami bertemu. Indah sekali.

Skandar Keynes langsung terpana melihat aku yang berkerudung. Well, maksudku sekarang Skandar Keynes sedang mempelajari sejarah Islam dan Bahasa Arab kan? Pasti dia tahu perempuan berkerudung itu manis, dan semanis aku yang waktu itu ada di hadapannya. Skandar Keynes melakukan pendekatan dan akhirnya... Taraaa di umurnya yang 30 tahun dan umurku yang 23 tahun kami menikah. Kenapa memilih umur itu? Ya, supaya Skandar Keynes nggak terlalu tua gitu menikahnya. Ah ==’. Oh iya, finally we live happily ever after.

Lihat kan, dengan aku menikah dengan Skandar Keynes aku sudah mampu mewujudkan cita-citaku sebagai penulis, lalu bukuku di-film-kan, aku juga berhasil dapat beasiswa ke Oxford. Ini bagaikan peribahasa, sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Begitulah, aku capek memikirkan ini.

Thursday, August 25, 2011

Temenku. Namanya Aisyah. Dia nge-chat aku di Facebook terus ngasih tau link blog-nya, Aisyah Asri Nur Rahma. Aku liat blog-nya, iiih jadi kangen. Beneran.

Aku kenal Aisyah waktu kelas 4. Aku seneng temen-an sama Aisyah. Dia suka nulis, kayak aku. Makanya aku cocok sama dia. Beberapa hari yang lalu, waktu taraweh tiba tiba aku keinget dia juga. Aneh-aneh deh. Kenapa bayanganmu muncul saat aku sholat taraweh, Aisyah?

Jadi inget gimana kita waktu kelas 4.

Aku sama Aisyah sangat berambisi untuk menulis buku, buku yang isinya cerpen-cerpen buatan kita, atau novel gitu. Kita suka bahas KKPK (Kecil Kecil Punya Karya), dan pingin banget ngirim cerpen kita ke sana. Kita suka komentari cerpen-cerpen yang kita baca.

Aku inget dulu kita punya map warna putih yang isinya cerita-cerita yang kita buat berdua. Di depan map-nya ada tulisan 'Calista Asri Nur Amalia'. Gabungan dari nama kita berdua, Calista Amalia Wiradara sama Aisyah Asri Nur Rahma. Cerita-cerita yang kita buat di dalemnya itu kita buat waktu pelajaran, waktu istirahat, waktu classmeeting. Aku sama Aisyah sampe bawa buku-buku bekas buat nulis cerita. Sampek akhirnya, walikelas kita misah tempat duduk kita, soalnya kita sering ngobrol gituuu. Emang sih, yang kita obrolin kan yang bermutu, Bu.

Cerita yang kita buat berdua itu, tentang anak kembar yang daddy-nya pembalap, terus mereka diculik sama pembalap saingan daddy-nya. Anak kembar itu akhirnya kepisah, yang satu lari ke kantor polisi yang satu masih tetep di si penculik. Dan cerita itu belum ada kelanjutannya. Haha. Aku pengen lanjutin cerita itu, cuma kan ngelanjutinnya juga harus berdua, haha.

Cerita yang laen, yang bukan cuma kita berdua aja yang buat, tapi juga ngajak temen temen lainnya, tentang anak cewek yang kakeknya meninggal, disusul ayah, ibu, sama kakaknya meninggal juga karna tabrakan, terus dia dikunjungi sama temen-temen dan wali kelasnya. Dan cerita ini hanya berakhir sampai situ aja, belum ada kelanjutannya juga.

Aku sama Aisyah, pernah ditunjuk buat ikut nulis cerita di Perpustakaan Umum Kota Malang. Aku sama Aisyah udah jingkrak-jingkrak nggak karuan. Tapi hasilnya, eeh kita nggak menang. Hahaha

Pernah juga, waktu pelajaran Bahasa Indonesia tentang cerpen, terus kita dapet tugas buat cerpen. Cerpen kita berdua dipuji  udah pinter buat cerpen. Seneng banget deh pokoknya waktu itu.

Dulu, aku sama Aisyah hobi banget ke perpustakaan sekolah, pinjem novel-novel yang ada di sana. Atau baca Majalah Kreatif. Aku inget, di Majalah Kreatif itu ada halaman yang isinya itu gambar, terus nanti kita disuruh buat cerita dari gambar itu, dan dikirim ke redaksinya. Aku sama Aisyah suka buat cerita-cerita dari gambar itu. Tapi, karena Majalah Kreatif di perpustakaan itu nggak pernah edisi baru, aku sama Aisyah jadi nggak pernah ikutan lombanya, soalnya udah telat. Hahaha. Salah satu cerita yang aku buat dari majalah Kreatif itu judulnya PRH (Padang Rumput Hijau). Kalo ceritanya Aisyah yang aku inget, tentang anak yang ngigau waktu dia tidur terus dia buat rame dapur rumahnya.

Waktu kelas 5, akhirnya kita sama-sama memutuskan untuk ikut ekskul Jurnalistik di sekolah, dengan tujuan bakat kita tersalur. Jadilah kita ikut ekskul itu bareng-bareng. Tapi ternyata ekskul itu geje, istirahatnya lama banget, materinya nggak dikasih apa-apa. Terus, beberapa minggu kemudian, aku harus ikut ekskul IPA soalnya aku kepilih seleksi, sementara Aisyah masih tetep di Jurnalistik. Sejak kelas 5 ini, kita udah mulai renggang.

Sekarang, sekolah kami juga kepisah. Aku di SMP 3, Aisyah di SMP 5. Dia cerita nggak ada ekskul Jurnalistik di sekolahnya. Tapi ternyata Aisyah masih suka nulis juga. Aku liat di blog-nya.

Yaaah, sebenernya aku sudah sejak TK suka nulis cerita. Tapi, aku jadi lebih termotivasi sejak ketemu sama Aisyah. Sekarang, aku nggak punya temen yang suka banget nulis kayak Aisyah. Eh, ada sih. Delonix. Tapi yaa, dia biasa aja sih.
Jaman aku kelas 4. (Dari kiri) Aku, Aisyah, Amalda
Begitulah, kenangan lucu saya dengan Aisyah.
Chriss. Iya, aku suka sama Chriss.

Chriss itu ganteng. Chriss pernah pura-pura jadi pacarku waktu ada anak yang maksa aku buat jadi pacarnya. Terus aku bawa Chriss ke depan dia sambil bilang, "ini loh pacarku". Akhirnya tuh anak nangis dan nggak maksa-maksa aku lagi.

Chriss baik. Chriss pernah ngelindungi Dias, waktu Dias nggak sengaja ada di tengah-tengah orang mabuk, terus mereka mau macem-macem sama Dias. Terus, Chriss dateng, nonjokin orang-orang yang mabuk itu, setelah itu dia bawa Dias ke mobil, dia nenangin Dias yang gemeteran.

Chriss perhatian. Waktu itu pernah Delonix opname di rumah sakit. Chriss nungguin dia selama 24 jam, dia nggak tidur buat nungguin Delonix. Chriss ngerawat Delonix dengan baik banget.

Chriss juga pinter. Iya, Chriss pinter. Walaupun dia cuma bisa sekolah sampe tingkat SMP. Orang tua Chriss nggak bisa nyekolahin Chriss ke tingkat selanjutnya. Adek-adek Chriss banyak. Chriss harus bantu orang tuanya nyekolahin adek-adeknya. Berkat kerja keras Chriss juga, sekarang adek-adek Chriss bisa sekolah lebih tinggi dari pada Chriss. Salut deh sama Chriss.
 
Aku suka cerita-cerita sama Chriss. Dia itu ke-bapak-an gitu. Enak diajak ngomong. Kalo ada masalah cerita sama Chriss, lagi seneng cerita sama Chriss, pokoknya Chriss itu pendengar yang baik.

Yang aku sayangin, Chriss seharusnya bisa punya kerjaan yang lebih bagus daripada kerjaan dia yang sekarang. Tapi nggak bisa, setiap kali Chriss cari pekerjaan dia ditolak, alasannya pendidikan Chriss rendah. Padahal sebenernya Chriss pinter. Lama kelamaan, aku tau Chriss udah capek cari-cari pekerjaan, setiap kali aku, Delonix, sama Dias semangati dia buat bangkit, dia bilang "nggak deh, kerja di deket kalian lebih enak".

Begitulah, Chriss itu sopir kami. Orang yang siap nganterin, aku, Dias, Delonix kemana-mana selama kita sekolah Australia.

Jadi, siapa sebenernya Chriss?

Chriss itu tokoh yang aku buat di novelku sendiri. Aku suka sama karakter Chriss yang aku ciptakan sendiri. :)