Walaupun sebenernya ini adalah pemikiran yang menimbulkan suatu pikiran yang nggak perlu dipikir, aku tetap memikirkan pikiran ini.
Jadi ceritanya aku sedang terbangun dari tidur siang karena suatu mimpi yang menyakitkan. Bangun-bangun langsung kepikiran sama mimpi itu dan merasakan bahwa aku cemburu dengan seseorang yang berada di mimpi itu.
Skandar Keynes menikah dengan orang Indonesia dan orang itu bukan aku.
![]() |
Source: Just Jared |
Jadi itulah mimpiku. Mimpi Skandar Keynes menikah dengan orang Indonesia dan itu bukan aku. Itu menyakitkan.
Di mimpi, aku mendengar kabar kalau Skandar Keynes sedang berpacaran dengan orang Indonesia. Karena baru dengar dan belum mengetahui secara langsung apa itu benar, aku segera mencari tahu kebenaran berita itu. Bukan cuma aku yang melakukan penyelidikan terhadap kebenaran berita ini. Tapi aku juga minta bantuan Delonix. Ya, dalam mimpiku lagi-lagi ada Delonix, bahkan ketika aku mimpi tentang Skandar Keynes.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk aku dan Delonix dalam melakukan penyelidikan berita itu, karena kami segera mengetahui bahwa berita itu benar. Dan parahnya, ternyata pacar Skandar Keynes yang orang Indonesia itu adalah tetanggaku. Tetangga yang tinggal di samping rumahku persis ternyata adalah pacar Skandar Keynes. Aku merasa sakit.
Mulai timbul berbagai macam pertanyaan di pikiranku. Kenapa aku baru tahu berita ini? Padahal katanya Skandar Keynes dan tetanggaku itu sudah berpacaran cukup lama. Kenapa aku nggak pernah melihat Skandar Keynes mengunjungi pacarnya yang merupakan tetanggaku? Kenapa Skandar Keynes nggak pernah ketemu aku? Coba kalau Skandar Keynes pernah ketemu aku, akan ada kemungkinan besar bahwa Skandar Keynes akan memilih aku dan bukan tetanggaku? Gimana bisa Skandar Keynes menyukai tetanggaku? Kapan mereka pertama kali bertemu? Gimana bisa mereka bertemu untuk pertama kalinya? Gimana bisa Skandar Keynes mengunjungi kompleks perumahanku? Dan aku nggak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
Berhari-hari aku mengamati tetanggaku. Dan akhirnya aku melihat Skandar Keynes mengunjungi tetanggaku. Anehnya aku nggak melihat Skandar Keynes naik mobil bagus, dikawal, melindungi diri dari pers, dan sebagainya. Aku melihat Skandar Keynes mengunjungi tetanggaku dengan berjalan kaki dan sangat terbuka. Maksudku, ia tidak menutupi dirinya dengan kacamata, topi, atau jaket, atau apapun untuk menyamarkan dirinya yang seorang aktor besar pemain Chronicles Narnia. Skandar Keynes datang dengan mengenakan jas rapi dan berjalan kaki, ia membawa seikat bunga di tangannya. Setelah itu dia mengetuk rumah tetanggaku dengan sopan dan berwibawa. Lalu keluarlah tetanggaku dengan pakaian sederhana. Dia mengenakan terusan berwarna merah muda, rambutnya yang keriting sebahu dibiarkan terurai, ia juga mengenakan kacamata. Ia membuka pintu dan tersenyum senang. Skandar Keynes memberikan seikat bunga itu pada tetanggaku yang -sekali lagi- merupakan pacarnya. Tetanggaku terlihat makin bahagia. Belum selesai sampai disitu, lalu Skandar Keynes memeluk pacarnya yang -sekali lagi- merupakan tetanggaku, lalu mencium keningnya. Aku merasa sakit dan menangis.
Lalu aku menguping pembicaraan mereka. Aku mendengar Skandar Keynes melamar tetanggaku dan memberinya cincin. Tetanggaku semakin bahagia, lamaran itu langsung diterima. Aku merasa semakin sakit.
Dan lebih parahnya lagi, dalam urusan ini ternyata Skandar Keynes sangat terburu-buru. Setelah melamar tetanggaku hari itu, ia langsung ingin menikah di keesokan harinya. Dan lagi-lagi tetanggaku setuju. Akkkkkh.
Aku jadi nggak tenang. Aku segera menelepon Delonix dan menyuruh dia untuk menyusun rencana supaya pernikahan Skandar Keynes dan tetanggaku bisa gagal. Sinetron banget kan? Aku telpon Delonix sambil nangis. Delonix menyanggupi permintaanku, dia segera menyusun rencana untuk membatalkan pernikahan mereka. Aku tidak mengerti apa yang direncanakan Delonix. Tapi yang aku tahu pasti, Delonix dan aku akan menjalankan rencana itu besok, saat pernikahan Skandar Keynes dan tetanggaku berlangsung.
Besoknya…
Entah apa yang terjadi, karena mimpiku nggak jelas di bagian ini. Aku bangun kesiangan, begitu aku bangun, aku langsung menuju tempat pernikahan mereka, dan pernikahan mereka sudah selesai. Itu artinya mereka sudah resmi menikah dan rencanaku menggagalkan pernikahan mereka gagal.
Skandar Keynes bahagia, tetanggaku bahagia, aku menangis, Delonix diem aja.
Dan itulah mimpiku yang ukh banget.
Dari mimpi itu aku mulai berpikir yang enggak-enggak. Aku inget umur Skandar Keynes sekarang 21 tahun dan umurku sekarang 14 tahun. Itu artinya umurku dan Skandar Keynes selisih 7 tahun. Nggak terlalu jauh kok selisihnya, nggak terlalu jauh! Aku jadi memikirkan sesuatu yang enggak-enggak lagi. Kalau sekarang umurku 14 tahun, berarti aku lulus SMP umur 15 tahun, dan umur Skandar Keynes saat itu adalah 22 tahun. Kalau aku lulus SMP umur 15 tahun, berarti aku lulus SMA umur 18 tahun. Dan saat itu umur Skandar Keynes adalah 25 tahun. Di saat aku lulus SMA, aku akan langsung mendapat beasiswa ke University of Oxford. Dan itu artinya jarakku dengan Skandar Keynes semakin dekat. Aku mulai membuat rencana. Nanti, sembari kuliah, aku akan menulis sebuah buku yang hebat dan menggemparkan. Itu artinya, cita-citaku sebagai penulis sudah tercapai, nyahahaha. Untuk selanjutnya, bukuku yang menggemparkan itu sangat dinikmati banyak orang dan pada akhirnya di-film-kan. Dan ehm tentu saja ehm pemeran utama film itu adalah ehm taraaaaa Skandar Keynes. Yea.
Dan dari situlah kami bertemu. Indah sekali.
Skandar Keynes langsung terpana melihat aku yang berkerudung. Well, maksudku sekarang Skandar Keynes sedang mempelajari sejarah Islam dan Bahasa Arab kan? Pasti dia tahu perempuan berkerudung itu manis, dan semanis aku yang waktu itu ada di hadapannya. Skandar Keynes melakukan pendekatan dan akhirnya... Taraaa di umurnya yang 30 tahun dan umurku yang 23 tahun kami menikah. Kenapa memilih umur itu? Ya, supaya Skandar Keynes nggak terlalu tua gitu menikahnya. Ah ==’. Oh iya, finally we live happily ever after.
Lihat kan, dengan aku menikah dengan Skandar Keynes aku sudah mampu mewujudkan cita-citaku sebagai penulis, lalu bukuku di-film-kan, aku juga berhasil dapat beasiswa ke Oxford. Ini bagaikan peribahasa, sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Begitulah, aku capek memikirkan ini.
No comments:
Post a Comment